Buletin Prahu-Hub
Berita & Update
Jakarta, CNN Indonesia — Mantan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan meramal industri logistik terkapar karena wabah virus corona. Sebab, sektor logistik berhubungan erat dengan sektor transportasi yang tengah babak belur, meski menjadi salah satu sektor yang tetap beroperasi.
Meski menjadi salah satu dari 11 sektor yang mengecap insentif pemerintah namun ia berkata, tren pelemahan akan terus terjadi selama vaksin untuk korban virus corona belum ditemukan.
“Logistik ini basisnya transportasi. Bisnis logistik memberi pelayanan dengan sektor lain jadi kalau yang lain lesu, logistik juga,” ungkapnya pada Jumat (17/4) lewat video conference.
Menurut dia, perubahan pola konsumsi dari pembelian di gerai fisik menjadi pembelian online via e-commerce tidak terjadi seketika. Terlebih, dengan tingginya ketidakpastian saat ini, konsumen akan memilih menyimpan uangnya untuk keperluan mendadak.
Menurut Wakil Ketua Umum Bidang Pengembangan Rantai Pasok, E-commerce, dan Digital Logistik Asosiasi Logistik & Forwarder Indonesia (ALFI) Trismawan Sandjaya, secara umum sektor logistik non-retail tengah kembang-kempis berusaha bertahan. Terlebih sektor logistik manufaktur bercermin dari banyaknya perusahaan di sektor tersebut yang ditutup sementara.
Senasib, logistik moda transportasi, kata dia, tengah terkapar akibat rendahnya permintaan. Dia mencontohkan aktivitas kapal kargo di Tanjung Priok yang anjlok menjadi 50 kapal per hari dari frekuensi normalnya di kisaran 150 perjalanan per hari.
“Logistik cakupannya luas, untuk komoditas non-ritel terbebani. Ini akan turun terus,” ucapnya.
Menambahkan, meski mengapresiasi bantuan dari pemerintah namun ia berucap insentif belum dapat menyelamatkan mereka dari jerat kerugian. Dia bilang, kini para pelaku logistik berfokus pada survival (bertahan), bukan beroperasi.
Sepaham, Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Masita menyayangkan pasar logistik yang saat ini tengah jeblok, pertumbuhan pun, kata dia, minus. Miris, mengingat pertumbuhan di sektor logistik selama 5 tahun terakhir cukup positif.
“Keseluruhan market logistik 5 tahun terakhir naik 10-15 persen tapi sejak ada covid-19 pertumbuhan malah minus,” terangnya.
Perusahaan pelat merah yang bergerak di jasa pengiriman, PT Pos Indonesia (Persero) pun tak berhasil melepaskan diri dari jerat kerugian. Menurut mantan Direktur Ritel dan Properti Pos Indonesia Setyo Riyanto, meski menjadi perusahaan pengiriman dengan jaringan terbaik di Indonesia, namun jasa pengiriman Pos Indonesia anjlok sebesar 56 persen.
Setyo menyebut sejak era digitalisasi, perusahaan yang dulu dikelolanya itu mulai tak populer terutama di kota-kota besar. Jasa pengiriman uang pun menjadi andalan PT Pos Indonesia terutama di desa-desa kecil yang belum dijangkau oleh perusahaan swasta.
“Direksi Pos Indonesia mengatakan bisnis turun 56 persen,” sebutnya.
Di sisi lain, dengan beralihnya tren belanja masyarakat ke retail online, jasa kurir e-commerce kian diuntungkan. Direktur Marketing SiCepat Ekspres Wiwin DH menyebut perusahaannya meraup untung dari naiknya permintaan pengantaran barang belanjaan e-commerce.
Meski tak merinci berapa kenaikan yang ada namun ia optimis tren kenaikan akan terus terjadi hingga akhir tahun. “Terjadi kenaikan terutama di sektor retail, saya rasa hingga akhir tahun akan lebih membaik lagi,” kata dia.
Sumber :Â cnnindonesia.com